Vokal pendek ditulis dengan satu huruf, misalnya straf, pil, wet, zon. Satu vokal yang berada di tengah dan diikuti dua kosonan diucapkan pendek, misalnya bentuk jamak straffen, pillen, bussen, wetten, zonnen.

Vokal panjang biasanya ditulis dengan dua vokal yang sama, misalnya zaak, huur, steen, boom. Vokal panjang ditulis dengan satu vokal, apabila berada di tengah dan diikuti suku kata yang lain, misalnya untuk jamak zeken,huren, stenen, bomen (diucapkan ze-ken, hu-ren, ste-nen, bo-men).

Terdapat banyak sekali kosakata bahasa Indonesia yang menyerap kosakata bahasa Belanda. Contoh: oom (paman), tante (tante), situatie (situasi), handoek (handuk), dsb.

Banyak sekali orang yang mempelajarai bahasa Belanda dikarenakan banyak kosa kata yang serupa karena adanya penyerapan tersebut sehingga itu mepermudah bagi mereka dalam menghapal kosa kata bahasa Belanda.

Aa → huruf ini diucapkan seperti a dalam kata ‘aku’.

Ee → huruf ini diucapkan seperti e dalam kata ‘rel’.

Ii → huruf ini diucapkan seperti i dalam kata ‘kisah’.

Oo → huruf ini diucapkan seperti o dalam kata ‘komando’.

Uu → huruf ini diucapkan seperti u dalam kata 'mur'

Ei dan ij → bunyinya antara e pada kata ‘karet’ dan ai dalam kata ‘main’. Contoh: kata ‘kij’ dibaca sebagai ‘kei’.

Ou dan au → diucapkan seperti ao dalam kata ‘kaos'.

Ieu → huruf ini diucapkan seperti iu dalam kata ‘siul’.

Aai → huruf ini diucapkan seperti ai dalam kata ‘kain’.

Eeu → huruf ini diucapkan seperti ew dalam kata ‘lewat’.

Ooi → huruf ini diucapkan seperti oi pada kata ‘amboi'

Oei → huruf ini diucapkan seperti ui pada kata ‘buih’

Ui → bunyinya seperti eu.

B → seperti huruf b pada kata ‘baik’.

C → bunyinya yaitu k apabila di depan konsonan. Contoh: ‘club’ diucapkan sebagai ‘klab’. Apabila berada di depan a, o, u contoh: ‘calcium’ dibaca ‘kalsium’, apabila huruf c di depan huruf I dan e → diucapkan s. Contoh: ‘cilia’ diucapkan sebagai ‘silia’.

Ch → bunyinya seperti kata Arab. Contoh: ‘khabar’ diucapkan kh seperti pada huruf arab. Jika ada di awal kata, berada di depan huruf hidup, maka ch diucapkan sy. Contoh: ‘chef’, dibaca sebagai ‘syef’.

D → huruf ini diucapkan seperti d dalam kata 'Dena'

F → huruf ini diucapkan seperti f dalam kata 'Fasih'

G →huruf ini diucapkan seperti kh dalam kata Arab. Contoh: ‘khabar’

H → huruf ini diucapkan seperti h dalam kata 'hasil'

J → huruf ini diucapkan seperti j dalam kata 'jam'

K → huruf ini diucapkan seperti k dalam kata 'kami'

L → huruf ini diucapkan seperti l dalam kata 'las'

M → huruf ini diucapkan seperti m dalam kata 'mas

N → huruf ini diucapkan seperti n dalam kata 'nabi'

P → huruf ini diucapkan seperti p dalam kata 'pukul'

R → huruf ini diucapkan seperti r dalam kata 'rem'

S → huruf ini diucapkan seperti s dalam kata 'sol'

T →huruf ini diucapkan seperti t dalam kata 'tahu

W → huruf ini diucapkan seperti w dalam kata 'wol'

Ng → huruf ini diucapkan seperti ng dalam kata 'sang' huruf tersebut tidak ditemukan pada awal kata, melainkan ditemukan pada bagian pertengahan kata dan juga pada akhir suatu kata. Contoh: ‘zingen', ’mening’

Qu →hanya ada pada awal kata dan diucapkan seperti kw Contoh: ‘Qualiteit’, diucapkan sebagai ‘Kwaliteit’.

V → diucapkan seperti f

Z → huruf ini diucapkan seperti z dalam kata 'zumba'

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Alfabet bahasa Indonesia modern adalah alfabet yang digunakan secara luas dalam bahasa Indonesia hingga saat ini. Alfabet bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf alfabet Latin dasar ISO tanpa diakritik apapun. Alfabet bahasa Indonesia juga mengenal beberapa dwihuruf, yang terbagi dalam konsonan ganda (ng, ny, kh, dan sy), monoftong (eu), dan diftong (ai, au, ei, dan oi), untuk menuliskan bunyi lafal yang ada dalam bahasa Indonesia tetapi tidak tersedia dalam alfabet Latin dasar. Namun semua dwihuruf tersebut tidak dianggap sebagai huruf terpisah dalam bahasa Indonesia.

Alfabet bahasa Indonesia pada saat ini menggunakan sistem ortografi Ejaan yang Disempurnakan (EYD) edisi kelima, yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) No. 0424/I/BS.00.01/2022.[1] Alfabet bahasa Indonesia dapat ditulis dalam berbagai macam gaya penulisan, termasuk gaya huruf lepas dan huruf tegak bersambung yang umum dikenal di Indonesia.

Bahasa Indonesia menggunakan sistem alfabet yang diadopsi dari alfabet bahasa Belanda dengan beberapa perubahan fonem sepanjang dan setelah kolonialisme Belanda. Ortografi bahasa Indonesia merupakan ortografi fonemik, yakni setiap grafem (terutama huruf) melambangkan persis satu fonem (bunyi huruf), meskipun tidak sepenuhnya demikian karena adanya alofon dan pengecualian huruf e. Bahasa Indonesia jauh lebih stabil secara fonemis daripada dialek-dialek bahasa Melayu lain, termasuk bahasa Malaysia sebagai basantara di Malaysia.[2]

Alfabet bahasa Indonesia terdiri dari 26 huruf, yaitu 5 huruf vokal (a, e, i, o, dan u) dan 21 huruf konsonan (b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z)

Bunyi /e/ kadang dilafalkan sebagai [ɛ], yang dianggap sebagai alofon.

Huruf q jarang digunakan di Indonesia, karena umumnya diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi huruf k. Huruf ini tetap diserap demikian bila kata yang mengandungnya khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan bidang tertentu.

Huruf x yang terletak di awal kata diucapkan sebagai /s/.

Selain itu, terdapat pula beberapa dwihuruf yang tidak dianggap sebagai alfabet yang terpisah.